Bersama Mewujudkan Kebaikan untuk Meringankan Beban Kehidupan

yayasan Koppesda
(Sekilas tentang kegiatan penggalangan dana masyarakat/Crowd Funding & pembangunan infrastruktur air bersih di Dusun Napu)
Yayasan Koppesda 


 Gambar 1: Warga Dusun Napu, 
tidak lagi harus berjalan jauh untuk mengambil air.
Desa Napu merupakan salah satu desa yang termasuk di dalam Kecamatan Haharu yang terletak di sebelah utara Kab. Sumba Timur (luas 142.6 km2), dengan ketinggian 207 m DPL. secara administrasi Desa Napu terdiri dari 2 dusun yakni dusun Napu dan dusun Prailangina
Desa Napu identik dengan cuaca dan kondisi alam yang ekstrem dibandingkan desa-desa lainnya di Kab.Sumba timur. dengan kondisi tanah berbatu, di dominasi padang sabana dengan sedikit vegetasi, serta suhu yang sangat tinggi pada musim kemarau dan curah hujan hanya berkisar 3-4 bulan per tahun (Desember-Maret).

Berdasarkan data dari https://id.climate-data.org/location/6026/ Suhu rata-rata Desa Napu adalah 24.5 °C dan bulan terhangat adalah bulan November dimana suhu rata-rata mencapai 25.9 °C. Kondisi alam dan iklim yang ekstrim ini semakin memprihatinkan dengan terbatas-nya sumber daya air. Sumber air utama masyarakat Desa Napu (Dusun Napu) adalah (1) satu mata air dan (1) unit sumur milik warga. Kedua sumber air ini merupakan penopang utama kebutuhan air penduduk di dusun Napu, Desa Napu dan warga sekitarnya (Desa Wunga). Untuk sampai di lokasi ini, warga umumnya perempuan dan anak-anak, harus berjalan kaki, bahkan harus menuruni bukit dengan jarak sekitar (500) lima ratus meter dari pemukiman terdekat, yaitu kampung Napu. warga yang jarak pemukimannya jauh dari kedua lokasi tersebut, terpaksa harus mengangkut air dengan kendaraan sepeda motor, bahkan untuk memenuhi kebutuhan air minum, warga Desa Napu pada umumnya harus membeli air minum yang disalurkan oleh mobil tanki. Sumber daya air yang terbatas, juga tidak didukung oleh ketersediaan sarana/infrastruktur air bersih.

Dalam rangka meringankan beban masyarakat di Dusun Napu, maka UNDP (United Nation Development Programe) bekerja sama Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (K LH & K), Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Bappeda Kab. Sumba Timur dan yayasan Koppesda (Koordinasi Pengkajian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam), menggagas kegiatan penggalangan dukungan dana masyarakat (crowd funding) yang peduli terhadap kehidupan sesama, di Dusun Napu, Desa Napu, Kab. Sumba Timur. kerjasama tersebut merupakan lanjutan dari kerjasama dalam implementasi project SPARC (Strategic Planning and Action to strengthen climate resilience of Rural Community).

Crowd Funding
Apa itu crowfunding, secara etimologis berasal dari kata “Crowd”  yang artinya keramaian dan “funding” yang artinya pembiayaan. Jadi crowd funding dapat diartikan secara sederhana sebagai 1). kegiatan oleh individu/tim/organisasi/entitas untuk mengumpulkan  dana  secara  “patungandengan tujuan untuk dapat membiayai sebuah kegiatan amal atau sosial, 2). kegiatan oleh individu/tim/organisasi/entitas untuk “memfasilitasi pengumpulan  dana”  dari orang-orang yang  peduli, dengan tujuan untuk dapat membiayai sebuah kegiatan amal atau sosial. Naningtyas Rahardjo mengatakan bahwa crowd funding pertama dilakukan oleh grup band Marilion dari Inggris pada tahun 1997 dengan istilah "Fan Funding" untuk membiayai perjalanan tour mereka, namun sebenarnya cikal bakal crowd funding sendiri sudah ada sejak masa sebelum masehi, yaitu pendanaan dari kontribusi dan sumbangan untuk melaksanakan kegiatan amal, bahkan dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sangat familiar dengan kegiatan pengumpulan dana/donasi untuk kegiatan amal atau sosial dari orang-orang yang peduli, dermawan atau berjiwa sosial. . 

Kegiatan penggalangan dana dari masyarakat juga dilakukan oleh Sineas Indonesia Mira Lesmana dan Riri Riza untuk membiayai pembuatan film Atambua 39° pada tahun 2012 melalui website www.wujudkan.com, walaupun situs tersebut telah di tutup pada maret 2017.  Dewasa ini kegiatan penggalangan dukungan dana dari masyarakat (crowd funding) menjadi lebih mudah dengan dukungan perkembangan teknologi informasi, yang mana kegiatan tersebut bisa mengumpulkan orang-orang yang peduli, yang berjiwa sosial/dermawan (filantropi) secara online. Di Indonesia dewasa ini terdapat beberapa lembaga/organisasi yang menggalang dana /donasi khusus untuk kegiatan sosial atau amal secara online, salah satunya adalah situs KitaBisa. sampai dengan saat ini situs KitaBisa telah berhasil memfasilitasi penggalangan dana untuk kegiatan sosial sebanyak 9.466 kali.

UNDP sebagai inisiator kegiatan crowd funding untuk membangun instalasi air bersih di Dusun Napu, Desa Napu menggandeng situs www.kitabisa.com. Situs ini berdiri pada tahun 2013 dengan mengusung platform Menghubungkan #OrangBaik (dengan semangat gotong-royong menghubungkan kebaikan). Kegiatan pengalangan dukungan dana dari masyarakat (crowd funding), yang di inisiasi oleh UNDP dimaksudkan sebagai salah satu cara untuk mempromosikan  Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya untuk meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi (SDG 6), untuk mengakhiri kemiskinan (SDG 1), untuk memerangi ketidaksetaraan (SDG 10) dan aksi iklim (SDG 13).

Gambar 2. Reza Rahardian & Eva Celia Ketika berkunjung di Desa Napu 

menyerahkan dana yang di kumpulkan melalui kegiatan Crowdfunding

Penggalangan dana ini diluncurkan tepat pada hari air sedunia (world water day), 22 Maret 2016 dan ditutup pada tanggal 22 Mei 2016. Kegiatan ini menarik banyak dukungan dari banyak individu-individu yang peduli, termasuk aktor Reza Rahadian dan Artis  Eva Celia, dari target dana Rp 350.000.000 akhirnya terkumpul dana sebanyak Rp.367.872.193. 




Pembangunan Fisik Infrastruktur Air Bersih


Gambar 3. Staf Yayasan Koppesda
memfasilitasi kegiatan Instalasi Sollar Pump
.
Kegiatan pembangunan fisik difasilitasi oleh Tenaga Ahli (Umbu Palanggarimu) dari yayasan koppesda bersama fasilitator desa (Triawan U.U. Mehakati) dan dalam implementasi kegiatan, dibantu oleh anggota dan pengurus Kemas Proklim (Kelompok Masyarakat Program Kampung Iklim) Desa Napu. 
Pembangunan fisik infrastruktur air bersih di Dusun Napu memanfaatkan (2) sumber air yang tersedia dan teknologi yang digunakan adalah teknologi sollar pump. dengan spesifikasi sebagai berikut:
  1. 1 unit Solar Pump (Grondfus SQ 285) dan 1 Unit Jet pump (Zhimizu);
  2. 16 unit Panel Surya Monocrystalline 200 WP tipe IPV 200 M;
  3. Battrey VRLA Deep cycle GEL 100 Ah  - 12 V tipe JXH10,12 buah;
  4. Bak Reservoir Tendon (2.200 L) sebanyak 4 buah;
  5. Tugu Kran 4 unit beserta Pipa HDPE PN 10, 1,5 Km  beserta accessories.
kegiatan pembangunan infrastruktur air bersih mulai dikerjakan pada bulan september 2016 dan selesai di kerjakan pada bulan Mei 2017.

Dampak Lanjutan
beberapa dampak dari kegiatan ini antara lain:
  • Adanya Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan EBT yang lebih hemat dan ramah  lingkungan;
  • Adanya penghematan tenaga danwaktu untuk memperoleh air bersih,  karena  akses air makin mudah, terutama bagi Ibu & anak-anak perempuan, sehingga waktu luang yang seharusnya dipergunakan untuk mengambil air dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain;
  • Adanya penghematan biaya pembelian air rata-rata Rp.600.000/bulan untuk setiap rumah tangga.
  • Meningkatnya kesehatan keluarga dengan ketersedaian air yang cukup untuk MCK.
  • Adanya penambahan gizi keuarga dengan pemanfaatan air untuk budidaya sayur di pekarangan rumah.
Keberlanjutan
    Dalam rangka mendukung keberlanjutan instalasi air bersih di Dusun Napu, maka Kemas Proklim Desa Napu bekerjasama dengan pemerintah Desa, memfasilitasi pembentukkan Komite Pengelola Air yang dikukuhkan dengan SK Kepala Desa Napu. Tugas komite pengelola air adalah untuk mengelola, mengawasi dan melakukan pemeliharaan infrastruktur air bersih yang telah dibangun.
  Hasil Inisiasi untuk mempertemukan individu-individu yang berjiwa sosial/derwawan (filantropis) untuk mewujudkan kegiatan yang dapat berdampak positif pada sesama yaitu mendekatkan air sebagai sumber kehidupan, telah mengubah hidup 512 jiwa/118 KK (168 L, 344 P) saudara-saudara kita di Dusun Napu, Desa Napu, Kabupaten Sumba Timur. Kita harus bersyukur, kalau saudara-saudara kita berkurang pengeluhannya, karena harus menguras tenaga, bercucuran keringat hanya karena harus berjalan jauh untuk mendapatkan air bersih, mengeluh karena harus membuang banyak waktu berharga hanya untuk mendapatkan air bersih, mengeluh karena pendapatan-nya berkurang hanya untuk membeli air bersih.
   Pada akhirnya kita harus turut merasakan kebahagian, ketika kita melihat senyum cerah kaum perempuan dan anak-anak yang bersyukur karena beban-nya menjadi lebih ringan. 
 
Gambar 4.kegiatan warga mengambil air di lokasi tugu kran, Dusun Napu. 
Kiranya kita menjadi pribadi yang selalu menyebarkan kebaikan, sekecil apapun, karena kebaikan yang kecil-pun akan sangat berarti bagi saudara-saudara kita yang membutuhkan.

link video kampanye
#Bringwater4life


Waingapu23/03/2018