Optimalisasi Pemanfaatan Potensi SDA, Melalui Kegiatan Percontohan (Demontration Plot) Agribusiness Sayuran di Jemaat GKS Praing Kareha

yayasan Koppesda



Gambar 1.
Kegiatan Pelatihan Budidaya Tanaman Hortikultura Tomat (tomato), bawang merah (Red onion), cabe (chilli), kentang (potato), wortel (Carrot) dan bawang putih (Garlic) dengan pendekatan Agribusiness pada Tanggal 10-11 Juni 2020
Gambaran Umum Desa Praing Kareha
Desa Praing Kareha, Terletak di Kecamatan Tabundung, Kabupaten Sumba Timur dengan jarak 113 kilometer dari ibukota kabupaten Sumba Timur.
Luas Wilayah Desa Praing Kareha adalah 5120 Ha, dengan ketinggian 259 dari permukaan air laut (DPL). Berdasarkan data Kecamatan Tabundung dalam Angka (Tabundung In figures 2018) diketahui jumlah penduduk Desa Praing Kareha sebanyak 1320  (Laki-laki 648 orang dan perempuan 672 orang) orang (314 KK). Desa Praing Kareha terletak di Zona Peyangga (Buffer Zone) kawasan Taman Nasional MATALAWA (dulu TN Laiwanggi-Wanggameti), sehingga Desa ini kaya akan potensi Sumber Daya Alam, baik sungai, mata air serta lahan yang subur. 
Hasil pertanian utama di Desa Praing Kareha adalah dari sawah irigasi (irrigated rice fields ) seluas 146 Ha, padi ladang (paddy fields)  dan kebun jagung (cornfield) seluas 64 Ha Kecamatan Tabundung dalam Angka (Tabundung In figures 2018).

Sumber pendapatan utama masyarakat di Desa Praing Kareha adalah dari padi, baik padi sawah irigasi (irrigated rice paddies) maupun padi ladang (paddy fields). Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (pakaian, sekolah anak-anak, urusan social, dll) masyarakat harus menjual beras (rice), sehingga terkadang masyarakat Desa Praing Kareha mengalami rawan pangan (Food insecurity) pada bulan Desember, Januari, Februari (pada saat awal musim tanam), karena persediaan pangan telah dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya.

Peluang Agribusiness Sayuran Di Desa Praing Kareha
Gambar 2.
Penyerahan Dukungan Mesin Cultivator (Mini Tiller)
Kepada BPMJ GKS Praing Kareha
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, diketahui bahwa potensi Sumber Daya Alam, berupa lahan yang subur dan sumber air yang melimpah, belum dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Potensi Lahan Pertanian, terutama lahan sawah irugasi, belum dimanfaatkan secara maksimal, pada umumnya lahan sawah irigasi hanya dimanfaatkan untuk bercocok tanam padi untuk memenuhi kebutuhan pangan. Pengembangan tanaman sayuran seperti  sawi hijau (Mustard greens), tomat (tomato), bawang merah (Red onion), cabe (chilli), kentang (potato), wortel (Carrot), bawang putih (Garlic), kacang panjang (long bean) dll. Hanya untuk sekedar memenuhi konsumsi sehari-hari atau belum berorientasi bisnis (agribusiness) dimana masyarakatdi Desa Praing Kareha belum menerapkan pola pertanian intensif untuk meningkatkan pendapatan antara lain dengan penerapan system Rotasi Tanaman misalnya “Padi-Sayuran”.
Sayur (vegetable) atau sayuran (vegetables), merupakan bagian dari kebutuhan sehari-hari manusia yang dapat dikonsumsi baik yang diambil dari akar, batang, daun, biji, bunga atau bagian lainnya, yang mempunyai banyak manfaat bagi tubuh, antara lain untuk mengatur metabolisme, mencegah penyakit, dll.Berdasarkan hasil survei, di pasar Waingapu diketahui bahwa:
  1. Sayuran yang berada di pasar Waingapu, paling banyak berasal dari daerah sekitar kota Waingapu, yaitu dari Daerah Lambanapu, Mauliru, Kawangu yang merupakan bagian dari  daerah DAS Kambaniru.
  2. Pada saat pedagang kekurangan stock sayur, maka sayuran di datangkan dari Kabupaten tetangga, antara lain dari kabupaten Sumba Barat.
  3. Pada musim hujan beberapa jenis sayuran antara lain tomat, bawang merah,  cabe, kentang, wortel, bawang putih di datangkan/di impor dari luar luar pulau sumba, yaitu dari pulau Lombok dan Bima, Propinsi Nusa Tenggara Barat.
  4. Pada musim hujan (Desember, Januari, Februari dan Maret), harga jual beberapa sayuran menjadi lebih tinggi, antara lain harga sawi hijau (Mustard greens) 2 pohon  Rp. 5.000 sedangkan pada musim kemarau 5 pohon Rp. 5.000, bawang merah harga jualnya menjadi Rp. 30.000 pada musim hujan, sedangkan harga pada musim kemarau sekitar Rp. 15.000, begitupula dengan harga tomat pada musim hujan 4 buah Rp. 5.000, sedangkan pada musim  kemarau 6 sampai 8 buah Rp. 5.000.
  5.  Harga Jual cabe, sebelum memasuki musim panen pada bulan November, Desember 2019 sampai dengan bulan Februari 2020 mencapai Rp. 100.000/kg.
  6. Pada kegiatan survei terakhir (pertengahan Juni 2020), ditemukan fakta bahwa sebagian besar wortel yang dijual di pasar Inpres Waingapu bukan berasal dari Indonesia tapi di import dari China.


Gambar 3.
Pelatihan dan Praktek Pembuatan Bokashi, POC dan Bio Pestisida Pada Tanggal 22-23 Juni 2020
Berdasarkan hasil survei tersebut dapat disimpulkan bahwa, Stok sayuran di pasar waingapu, belum memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama di musim hujan, dimana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sayuran masih di datangkan dari luar daerah Sumba Timur, bahkan dan Propinsi Nusa tenggara Barat. 
Dengan potensi Sumber Daya Alam yang melimpah, maka Agribusinesss sayuran, merupakan peluang usaha yang perlu dikembangkan sebagai salah satu alternative sumber pendapatan masyarakat di Desa Praing Kareha.

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gereja (GKS Jemaat Praing Kareha)
Program Agribusiness sayuran di Desa Praing Kareha di dukung oleh Lembaga AMOS Australia, yaitu salah satu lembaga Kristen dari Australia yang berkomitmen untuk mendukung atau membantu gereja-gereja di Indonesia maupun masyarakat umum terutama Masyarakat di Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan berbagai program yang bermanfaat, yang dapat membantu masyarakat terutama masyarakat miskin/marginal untuk keluar dari berbagai persoalan social antara lain untuk membantu masyarakat supaya lebih sejahtera dan mandiri.
Gambar 4.
Persiapan Lahan Oleh Kelompok Pengelola Demplot (Kebun Percontohan)
Dalam Implementasi program Agribusiness Sayuran di Desa Praing Kareha, maka yayasan KOPPESDA bekerjasama dengan BPMJ GKS Praing Kareha dimana Yayasan KOPPESDA sebagai mitra dalam implementasi program berupaya untuk  membantu warga jemaat GKS Praing Kareha secara khusus dan masyarakat di Desa Praing Kareha secara umum agar dapat memanfaatkan secara optimal potensi SDA yang melimpah agar berdampak pada peningkatkan kualitas hidup atau kesejahteraannya, sehingga memungkinkan masyarakat memenuhi kebutuhannya sendiri secara berkelanjutan.
Pengembangan Agribusiness Sayuran di Jemaat GKS Praing Kareha, juga di laksanakan dengan pertimbangan,  bahwa Gereja bukan saja bertangung-jawab untuk menumbuhkan kehidupan rohani anggota jemaat, tetapi juga untuk melayani masyarakat yang lemah, miskin atau terbelakang  dan salah satu caranya adalah dengan pendekatan pemberdayaan jemaat (Community Development).
Gambar 5.
Persiapan Media Tanam (Bedengan) Oleh Kelompok Pengelola Demplot (Kebun Percontohan)
Pengembangan Agribusiness Sayuran di Jemaat GKS Praing Kareha, dikembangkan dengan membangun kegiatan percontohan atau Demontration Plot (demplot) di lahan Sawah Irigasi seluas 1 Ha di 3 lokasi. Dalam pengembangan demplot, akan dipilih 30 orang sebagai kelompok pengelola yang berasal dari warga jemaat, Majelis Jemaat dan Pelayan (Pendeta dan Guru Injil) yang terlibat dalam kegiatan percontohan  (demplot)  Agribusiness Sayuran selama 12 bulan (Mei 2020-April 2021).
Demplot ini diharapkan menjadi media belajar bagi 30 orang anggota jemaat dan masyarakat di Desa Praing Kareha Pada Umumnya, sehingga dapat direplikasi dan dikembangkan di lahan masing-masing dan pada akhirnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di Jemaat GKS Praing Kareha dan Masyarakat Desa Praing Kareha pada umumnya.

Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dan difasilitasi oleh Staf Yayasan KOPPESDA serta kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain:
  1. Pelatihan Budidaya Sayuran yang dapat bertahan lama dan mempunyai nilai jual tinggi, yaitu:  Tomat (tomato), bawang merah (Red onion), cabe (chilli), kentang (potato), wortel (Carrot) dan bawang putih (Garlic) dengan pendekatan Agribusiness pada Tanggal 10-11 Juni 2020.
  2. Pelatihan dan Praktek Pembuatan Pupuk Organik Padat, POC dan Bio Pestisida, sekaligus penyerahan dukungan Mesin Cultivator (Mini Tiller) kepada BPMJ GKS Praing Kareha pada tanggal 22-23 Juni 2020.
  3. Persiapan lahan (pembuatan pagar demplot, tracktor lahan dan pembuatan bedengan) untuk pengembangan Bawang Merah, Bawang putih, Wortel, Kentang, Tomat dan Cabe seluas 1 Ha (sedang berlangsung).
  4. Percontohan budidaya Bawang Merah di musim Hujan/off Session akan dilaksanakan pada bulan oktober 2020.
  5. Percontohan budidaya Tomat di musim Hujan/off Session dengan Green House Sederhana, akan dilaksanakan pada bulan November 2020.
  6. Untuk memastikan keberhasilan kegiatan percontohan diatas, maka Staf Yayasan Koppesda akan melakukan pendampingan rutin, mulai dari tahap persiapan lahan, pemeliharaan, panen hingga pasca panen.
Terima Kasih Tak Terhingga kepada AMOS Australia, BPMJ dan Kelompok Kerja di GKS Praing Kareha, serta rekan-rekan seperjuangan di yayasan KOPPESDA, Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa Memberkati Segala Upaya Kita, SHALOM! (06/07/2020)

Deni Karanggulimu
Staf Yayasan KOPPESDA