Pola Tanam SRI (System of Rice Intensification)

Sumba Paradise
Sekolah Lapang Sawah


Gambar 1. 
Praktek  Seleksi Benih, Persemaian dan Penanaman dengan Pola SRI

Dalam rangka meningkatkan kemampuan petani untuk beradaptasi dalam menghadapi perubahan iklim khususnya dalam menghadapi musim hujan yang tidak menentu, maka melalui program Strategic Planning and Action to Strengthen Climate Resilience of Rural Community (SPARC), KOPPESDA sebagai lembaga implementasi bersama dengan Umbu Bahi selaku koordinator kabupaten program SPARC memfasilitasi sekolah lapang sawah di Kelompok Program Kampung Iklim (Kemas Proklim) Desa Palanggay, Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur.
Secara teknis sekolah lapang sawah difasilitasi oleh Rahmat Adinata yang lebih dikenal dengan sebutan Kang Rahmat dan Petrus Ndamung sebagai Fasilitator Lapangan Desa Palanggay. kegiatan penanaman dengan pola SRI diikuti secara antusias oleh koord. Kab. Program SPARC (Umbu Bahi).
Menurut Kang Rahmat, budidaya padi dengan pola SRI memberikan banyak keuntungan kepada petani, antara lain, hemat bibit, hemat air dan hasil panen sampai 4 atau 5 kali lipat dari budidaya konvensional. Banyak kesan masyarakat yang menarik untuk menjadi pembelajaran, antara lain: 
  • Penggunaan benih yang hanya berjumlah 8 kg untuk lahan seluas 50 are, sedangkan berdasarkan pengalaman masyarakat lahan seluas 50 are biasa memerlukan benih sampai 100 kg. 
  • Umur persemaian benih yang hanya sampai 8 hari, dianggap sebagai hal yang tidak masuk akal, karena berdasarkan kebiasaan petani setempat umur persemaian 22 sampai 30 hari.
  • Penggunaan air yang hemat, dianggap petani setempat tidak masuk akal, karena berdasarkan pengalaman masyarakat setempat padi harus diari secara terus-menerus dengan jumlah yang banyak. 
  • Walaupun dengan berbagai keraguan  (pesimis) pada akhirnya kegiatan Sekolah Lapang Sawah dapat terlaksana, berkat semangat Pengurus Kemas Proklim (Agustinus Marapraing/Ketua, Juli Rihindia/Sekretaris, Devi Ngguna Manggil/Bendahara). tahapan-tahapan sekolah lapang sawah yang telah dilakukan adalah sampai pada penanaman,sebagai berikut:
1. Seleksi Benih 
Langkah-langkah proses seleksi benih 
  • menyediakan bahan dan peralatan (garam, telur, ember) 
  • menyediakan benih kira-kira 8 kg untuk lahan seluas 50 are.
  • Pengisian air ke dalam 3 ember yang telah disediakan
  • Salah satu ember dimasukkan garam dan telur secukupnya dan diaduk sampai rata sehingga telur mengapung, telur yang mengapung dikeluarkan dari air. dan air tersebut telah siap dipakai sebagai media seleksi benih.
  • Benih dimasukkan di ember pertama (air biasa) dan benih yang mengapung dikeluarkan.
  • Benih yang tenggelam di ember pertama dimasukkan di ember kedua yang berisi air campuran garam dan telur yang te, benih yang terapung di air garam dikeluarkan
  • benih yang tenggelam di air garam dimasukkan kedalam ember ketiga (air biasa) fungsinya untuk membersihkan benih dari air garam.
2.Penyediaan Media Tanam
proses penyediaan media tanam
  • penyediaan alat dan bahan: tanah yang divampur dengan pupuk kandang  yang masak dan dicampur secara merata, karung plasit bekas, daun pisang, kayu pembuatan gala-gala.
  • pembuatan gala-gala dan karung plastik dipasang sebagi alas, selanjutnya karung plastik diletakkan diatas karung plastik.
  • Tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang ditebarkan diatas media yang telah disiapkan setebal 7 cm.
  • tanah disiram samapai basah sempurna.
  • benih yang telah diseleksi ditebarkan secara merata, selanjutnya benih ditabur dengan tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang.
  • Selanjutnya disiram  secara merata
  • selanjutnya benih yang telah disiram 3 kali sehari selama 8 hari
  • tempat persemaian harus terkena sinar matahari.
3. Persiapan lahan
proses persiapan lahan
  • lahan harus dicincang sampai halus dan diratakan.
  • disekeliling petak dibuatkan jalur  penyimpanan air, dengan ukuran dalam 20 cm dan lebar 20 cm.
  • 1 hari sebelum penanaman lahan dikeringkan sampai macak-macak
4. Persiapan jalur tanam
proses persiapan jalur tanam
  • pembuatan caplak, sebagai alat untuk membuat jalur tanam dengan jarak 25 cm x 25 cm.
  • pembuatan jalur tanam dengan menggunakan caplak pada setiap petak tanah.


Gambar 2.
Caplak, alat yang dibuat sendiri oleh petani untuk persiapan jalur tanam.
5. penanaman
proses-proses penanaman
  • setelah benih berumur 8 hari, maka benih tersebut siap untuk ditanam di lahan sawah
  • proses pengambilan benih dilakukan secara hati-hati supaya benih tidak terganggu.
  • selanjutnya benih ditanam sesuai dengan jarak yang telah dibuat dengan caplak (25 x 25 cm).
  • selanjutnya benih padi ditanam 1 batang untuk setiap lubang dengan jarak (25 x 25 cm).
  • penanaman benih tidak harus dengan dibenamkan batang dan akarnya kedalam tanah, tetapi cukup ditempel diatas tanah.
  • selanjutnya padi diari sekali dalam seminggu dengan ketinggian 20 cm, selam 1 jam.
Demikianlah proses sekolah lapang sawah yang telah dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah kegiatan analisa agro, pemupukan, pengendalian hama terpadu, pengontrolan air, sampai pada tahap panen.
Bersambung..........JOS (Jangan Omong Saja!!!!)