Kunjungan ke Kelompok Tani (Budidaya Sayur Organik) di Kalu, Waingapu-Sumba Timur,

yayasan Koppesda
Oleh 
Triawan U. Uli Mehakati
(Fasilitator Lapangan Desa Napu - Program SPARC)
Waingapu, 20 Juni 2015


Untuk megisi waktu luang, staf KOPPESDA (Triyawan U. Mehakati, Jend Lay Rya, Jackobus V. Kolin dan Suryani Marapraing dan Jefri Umbu Ngguti) menyempatkan diri mengunjungi Kelompok Tani (Budidaya Sayur Organik) di Kalu, Waingapu-Sumba Timur, pada hari sabtu 20 Juni 2015. demplot kebun sayur organik merupakan karya salah satu kelompok tani binaan Kang Rahmat, staf ahli ketahanan pangan KOPPESDA untuk program SPARC. 
Walaupun sangat singkat, namun kunjungan tersebut sangat bermanfaat dan berkesan. di tengah-tengah kesibukan membersihkan bedeng dan menyiram sayur, bapak-Ibu petani masih menyempatkan diri untuk menjawab pertanyaan kami.       
Beberapa informasi terkait Budidaya Sayur yang kami peroleh dari petani, antara lain:



1.      Seleksi Benih
-          Benih yang akan dibudidayakan harus sesuai dengan ketinggian wilayah tempat budidaya ( ketinggian di atas permukaan laut).
-          Benih minimal turunan pertama atau F1 (fenotif pertama).
-          Pilih biji benih yang bulat, mengkilap.



2.      Persemaian
   Persemaian menggunakan wadah/polibek daun pisang (Bawang, Bunga Kol, dll), keuntungan  menggunakan wadah/polibek daun pisang, antara lain:

  •       Benih dapat langsung ditanam tanpa harus merobek polibek, sehingga tidak menggangu akar   benih yang masih sangat mudah. 
  •       Daun pisang sendiri akan membusuk dan menjadi pupuk bagi tanaman sayur. 
  •       Biaya murah dan mudah dibuat. 
  •       Benih dipindahkan ke bedeng yang sudah diberi pupuk kandang.



4.   Pemeliharaan 
a   Pemeliharaan merupakan saah satu faktor yang sangat penting untuk memperoleh hasil akhir yang maksimal. Disamping menggunakan pupuk kandang, petani menggunakan pupuk cair organik yang dibuat sendiri untuk merangsang pertumbuhan sayur, kemampuan membuat pupuk cair sangat membantu petani karena mengurangi biaya produksi dibandingkan dengan membeli pupuk cair yang dijual di toko, selain murah bahan-bahannya dapat diperoleh dengan mudah. 
5.      Penyiraman dilakukan 2 (dua) kali dalam sehari (pagi dan sore).

1.    Pemasaran
    Panen (memetik hasil) merupakan tujuan utama dari kegiatan pertanian, dan salah satu keuntungan dari kelompok tani di Kalu, yaitu  mereka tidak perlu membuang waktu dan biaya untuk melakukan pemasaaran hasil panen, karena lokasi yang strategis, dekat dengan pusat kota (pemukiman) sehingga para pembeli (konsumen) dapat langsung datang ke lokasi kebun sayur dan membeli aneka sayur segar dengan sistem budidaya organik.

6.   Demikian, sedikit informasi yang kami peroleh dari kunjungan singkat di Kelompok Tani (Budidaya Sayur Organik) di Kalu, Waingapu-Sumba Timur. semoga bermanfaat
 Pesan: 
“Merawat sayur harus menggunakan hati, agar kita diberi berkat lewat hasil yang memuaskan”.

   Triawan U. Uli Mehakati
    Wgp, 20 Juni 2015

7.